Insya Allah "Sumedang Pasti Hurip"

Tampilkan postingan dengan label Desa Inovatif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Desa Inovatif. Tampilkan semua postingan

Mengembangkan Desa Dengan Program Desa Inovasi Untuk mengangkat Potensi Daerah

Kang Didi Ahmadi Djamhir bersama para warga dan tokoh politisi tua  Sumedang H. Undang,

Hujan rintik-rintik malam itu hadir bersama kedatangan Didi Ahmadi Djamhir sebagai calon Bupati Sumedang nomor urut Satu ke masyarakat di Desa Mulyamekar Kecamatan Tanjungkerta, Kamis (3/1).

 Hujan rintik-rintik malam itu hadir bersama kedatangan Didi Ahmadi Djamhir sebagai calon Bupati Sumedang nomor urut Satu ke masyarakat di Desa Mulyamekar Kecamatan Tanjungkerta, Kamis (3/1).

Kang Didi hadir bersama istri Siti Kulsum didampingi oleh seorang aspri dan supir pribadinya. Sempat sebelum bersilaturahmi dengan warga, seorang yang selalu mengucapkan ‘panginten’ dalam obrolannya sholat maghrib berjama’ah di mesjid bersama warga kampung Pangkalan.

Serentak setelah sholat maghrib selesai, acara bersilaturahmi dengan warga pun digelar di mesjid itu juga. Dengan didampingi dan di pimpin acara tersebut oleh ketua DKM Mesjid Ar-Rahman. Adeng yang memberikan arahan pada acara tersebut melontarkan kegembiraannya di datangi oleh calon Bupati yang khas dengan baju bergarisnya yang di beri nama Salur (Sadaya Dulur) baju tersebut.

Adeng merasa terhormat sekali di datangi oleh cabup Sumedang yang akan bertarung pada 24 Februari mendatang. Alasannya karena warga kampung tersebut baru pertama kali didatangi oleh calon Bupati. “Terima kasih kepada Kang Didi Djamhir atas kedatangannya, dan ini baru pertama kali kami kedatangan calon Bupati,” papar Adeng.

Dalam kesempatan itu Kang Didi mencoba menyerap aspirasi masyarakat yang hadir. Amir selaku pengusaha yang terbilang sukses dimasa mudanya menerangkan perlunya pemerintah daerah dalam mengangkat potensi daerah itu sendiri. Ia beralasan sebenarnya banyak potensi daerah yang ada di Sumedag, salah satunya adalah usaha yang dijalaninya sekarang.

Pengusaha sistik yang rajin ke Mesjid ini merasa prihatin terhadap pemerintah yang kurang memperhatikan potensi daerah yang sebenarnya bisa menjadikan daya jual yang tinggi. “Selama ini saya merasa potensi daerah kurang di angkat, dari dulu belum ada bantuan yang saya terima dari pemerintah. Padahal di Jawa Timur nama saya terkenal, ko di Sumedang sendiri kurang?” curhat Amir berharap bupati yang akan datang hendaknya memperhatikan potensi daerah.

Lantas Kang Didi juga menanggapi hal itu dengan seurius, banyak potensi-potensi daerah yang bagus dan memiliki daya jual tinggi. Untuk itu Birokrat dari Cimahi ini lebih mengedepankan program-program untuk mengangkat potensi daerah dalam visi/misi pencalonannya, terutama dalam hal bertani. Mengingat ia memiliki beberapa lahan pertanian serta peternakan sapi dan kebanyakan masyarakat Sumedang merupakan petani hampir 70%.

Di Gunung Datar sebutnya yang masih satu Kecamatan dengan Mulyamekar ia memiliki perkebunan yang luas serta memiliki rumah disitu. Dengan modal itu banyak di antara teman-teman alumni ITB yang seangkatan dengan Didi mendorong ia untuk mencalonkan diri menjadi Sumedang Satu.

Seperti yang disebutkan pengusaha muda asal Pangkalan dalam curhatannya. Kang Didi merasa sepahan dan menganggap Amir adalah ‘Jawara’. “Akang itu ‘jawara‘ dalam bidang itu kalau menurut saya, sudah bisa mengembangkan kegiatan yang ‘aneh’. Untuk itu jika para ‘Jawara‘ ini dikumpulkan dan membahas bagaimana mengembangkan potensi daerah yang ada, Insya Alloh Sumedang bakal punya produk unggul yang memiliki daya jual tinggi.” ajak Didi seraya menerangkan beberapa program ke depannya.

Lebih jauhnya Kang Didi menggagas usaha ‘aneh’ tersebut merupakan program Desa Inovasi yang merupakan konsepsi Four Helix, yaitu Pemerintah, Pebisnis, Intelektual, dan warga masyarakat.

Program Desa Inovasi ini adalah program Sidas contohnya bisa dilihat youtube di bawah ini :

Membangun Desa Inovatif Salah Satu Produk Unggulan Sumedang Pasti Hurip

Deputi Khusus Kementerian Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Tatag Wiranto mengungkapkan, potensi daerah yang dapat dijadikan sasaran untuk Desa Inovasi amat besar. Di Indonesia, terdapat sekitar 20.000 desa miskin.

Supaya anda mengenal apa desa inovatif. Pengembangan desa menekankan upaya peningkatan daya saing pedesaan dalam menghadapi berbagai dinamika global melalui pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraannya.

Desa inovatif ini adalah desa yang warga masyarakatnya mampu mengenali dan mengatasi serta memanfaatkan teknologi canggih atau cara-cara baru untuk mengatasi masalah dan meningkatkan perekonomiannya dengan cara menggunakan teknologi yang ada di sekitar lingkungannya secara mandiri. Program ini bertujuan agar masyarakat dapat menuju kehidupan yang mandiri dan sejahtera.

Hal itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 72/ 2005 tentang Desa. Karenanya, dukungan pemerintah maupun stakeholder diperlukan guna mengantarkan masyarakat desa pada perikehidupan layak, makmur, dan sejahtera. Dalam hal ini, diperlukan adanya inovasi-inovasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Inovasi yang dimaksud adalah upaya menciptakan cara, proses, dan produk baru yang memberikan nilai tambah bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Inovasi menjadi kunci pengembangan desa, tanpa inovasi pengelolaan potensi dengan cara biasa akan menghasilkan sesuatu yang biasa pula

Pemerintah pusat menetapkan kebijakan Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang kemudian ditindaklanjuti daerah menjadi Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Program SIDa per bulan September 2011 telah diluncurkan dengan memiliki tiga pilar prioritas utama.

Ketiganya yaitu pengembangan desa inovatif, kabupaten/ kota inovatif, dan klaster UMKM berbasis teknologi. Desa inovatif ini memiliki posisi strategis karena merupakan basis perubahan dalam pembangunan.

Sebagai Contoh Ketua Gerakan Inovasi Desa Ir. Didi Ahmadi Djamhir, MT dan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1981 telah merintis desa inovasi di Desa Guntur Mekar di Kabupaten Sumedang.

Masyarakat di desa inovasi ini, lanjut dia, memiliki beragam potensi untuk dikembangkan seperti beternak sapi perah dan yang bisa meningkatkan kemampuan produksi susu sapi serta pemanfaatan limbah ternak. Tidak hanya dari susu sapi saja, masyarakat Desa Guntur Mekar juga memperoleh manfaat dari energi biogas yang berasal dari limbah ternak sapi. Keterlibatan intelektual dalam membina desa inovasi ini dinilai bisa meningkatkan ilmu non kependidikan sesuai disiplin ilmu yang dimiliki. Keterlibatan Intelektual nantinya diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat setempat dengan pemanfaatan potensi yang ada.

Didi Djamhir, mengatakan, pemilihan desa itu karena banyak potensi ekonomi yang belum dimaksimalkan. Di antaranya, usaha pembuatan gula aren, budidaya jamur, perikanan, serta desain kemasan beragam dalam kerajinan bambu.

Pengembangan inovasi ekonomi desa harus mengedepankan ciri khas lokal dan berdasarkan pada kebutuhan masyarakat. Hal ini bertujuan agar proses inovasi yang dilakukan itu mampu diterima dan diaplikasi dengan mudah oleh warga setempat. ”Kekuatan utama yang harus ditekankan adalah ciri khas lokal yang tidak akan pernah ditemukan sama di daerah lain". Dengan mengerti tentang ciri khas yang dimiliki, perguruan tinggi atau pemerintah akan lebih mudah mengimplementasikan karyanya karena masyarakat yang resisten relatif sedikit. Adapun ketersediaan informasi sangat dibutuhkan ketika masyarakat ingin mengembangkan inovasi baru yang mereka terima. Sebagai contoh desa inovatif di Demak Jawa Tengah lihat Video youtubenya di bawah ini :

Penayangan bulan lalu

Recent Posts